PERMAINAN
TRADISIONAL HILANG DITELAN ERA MODERN
Oleh: Yuliyani
Mulyana
Indonesia adalah
Negara kepulauan terbesar yang kaya akan kebudayaannya. Keanekaragaman
budaya membuat suatu bangsa harusnya menjadi bangsa yang kuat. Keanekaragaman
budaya pula yang akan membentuk karakter yang unik. Bisa kita lihat dari adanya
berbagai macam bahasa, agama, mata pencaharian, kepercayaan, upcara adat dan kesenian. Contohnya seperti dalam kebudayaan
tradisional yang banyak menyumbang nilai untuk kehidupan modern. Didalam kebudayaan
tradisional ini ada beberapa unsur budaya yang salah satunya adalah permainan
tradisional, dimana permainan tradisional ini adalah subuah perwujudan
kecintaan terhadapa kebudayaan tradisional, semangat dan jiwa kebersamaan
adalah suatu dasar yang penting dalam permainan tradisional. Permainan ini
biasanya dilakukan dalam waktu mengisi kekosongan atau pun untuk acara tertentu.
Permainan tradisional yang berkembang
dalam kebudayaan tradisional mengajarkan berbagai hal untuk anak-anak. tetapi Namun seiring perkembangan zaman masyarakat
Indonesia pada saat ini sudah melupakan kebudayaanya ya salah satunya adalah
permainan tradisional ini yang mulai jarang dimainkan bahkan ada yang tidak
mengetahui bahwa kita mempunyai banyak permain tradisonal yang asyik untuk
dimainkan.
Sebenarnya disetiap
daerah di Indonesia itu memiliki permainan khasnya masing-masing. di jawa barat
khususnya di dataran sunda, seperti permainan oray-orayan, ucing-ucingan, ucing
sumput, dll. Ya di era 80-90an pemainan tradisional masih popular masih dapat
kita lihat banyak anak-anak yang memainkannya. Berdasarkan pengalaman dahulu
sewaktu saya kecil permainan tersebut dan banyak permainan yang lainnya dapat
saya mainakan bersama teman-teman dan menurut saya itu sangat mengasyikan loh,
selain puas bermain kita juga dapat berinteraksi dengan teman yang lainnya,
bersenda gurau, tertawa bersama , menangis karena dijahili, pokoknya jaman saya
itu seru sekali. permainan tradisional sebenarnya dapat memberi manfaat
keterampilan fisik, sikap sosial, keterampilan sosial yang berbentuk saling
menghargai, gotong royong, latihan bergaul dan persahabatan.
Tetapi ketika
saya beranjak remaja keadaannya menjadi berbeda karena lama-lama tidak ada
teman yang mengajak bermain seperti biasanya, lingkungn rumah pun menjadi sepi
tidak ada ana-anak yang berlarian bermain kucing-kucingan atau berteriak-teriak
mencari teman yang sedang bersembunyi. Semuanya bersembunyi di rimah
masing-masing dengan kesibukan yang memang sudah berbeda, teman bergaulpun
sudah berbeda. Pernah suatu saat ketika sedang berkumpul bersama saya mencoba
untuk mengajak mereka bermain seperti dulu, tetapi jawaban mereka beragam ada
yang menjawab malas bermain seperti anak kecil saja, padahal waktu itu kami
baru masuk kelas 1 SMP dan menurut saya bermain seperti pada usia saya dahulu
masih wajar, wajar untuk menghibur diri ketika kita bosan dan wajar karena
dunia anak itu adalah dunia bermain, yang mana bermain merupakan kegiatan yang
sangat penting dan menyenangkan untuk merangsang pertumbuhan dan kreatifitas.
Dan ternyata
memang benar dari waktu ke waktu berdasarkan apa yang dilihat permainan
tradisional mulai dilupakan Di abaikan
oleh anak-anak bahkan tidak dilirik sama sekali karena dianggap tidak
menyenangkan atau suatu hal yang membosankan. Pernah saya temukan juga
anak-anak yang tidak mengetahui permainan tradisiona. Semua itu terjadi karena
adanya kemajuan teknologi di era modern ini yang menghasilkan
permainan-permainan praktis seperti bermain video game, internet dengan game
onlinenya, selain itu pada saat ini sulit menemukan lahan untuk bermain karena
sudah dibangun gedung-gedung tinggi. Anak-anak sekarang lebih banyak disodorkan
dengan permainan modern yang sifatnya individual dan dapat dibeli di toko-toko
dan menjadi arena persaingan bagi pera pebisnis permainan-permainan modern.
Permainan modern
mampu membuat anak berpikir kreatif karena game yang ada sangat beragam. Tetapi
permainan modern mempunyai dampak negatifnya seperti interaksi sosial anak
sangat kurang, menjadi orang yang individual, tidak peduli terhadap lingkungan
sekitar bahkan terkadang dalam game modern termuat unsur kekerasan. Dan skarang
ini selain game yang berkembang pesat akses internet pun sangat berembang
pesat, yang memudahkan bermain game tanpa bertatap muka dengan lawan, tanpa ada
batasan ruang dan waktu dimana pun mereka berada. Sedangkan permainan
tradisional memberikan dampak positif dalam berbagai hal terutama dalam hal
mengasah kemampuan motorik. Dan permainan tradisional lebih aman dari pada
permainan modern karena kandungan hal negatif sangat jarang.
Melihat hal
tersebut kita tidak perlu khawatir karena masih ada cara anak-anak pada jaman
modern ini dapat mengetahui permainan-permainan tradisional dan dapat
memainkannya saran saya sebaikanya, pertama untuk orang tua jangan terlalu
memanjakan anak-anak dengan kecanggihan teknologi karena akan membuat si anak
kurang dalam keterampilan sosialya dan cenderung akan menjadi seorang yang
individualis juga egois, yang kedua ketika bermain biarkan anak-anak melakukan
apa yang diingin kan seperti berkotor-kotoran karena berkotor-kotoran dapat membuat si anak lebih mengeksplorasi
kreatifitasnya. Yang ketiga kenalkan permaia tradisional kepada anak-anak,
tidak perlu permainan yang mengharuskan bermain diluar cukup permaina
tradisional yang dapat di lakukan didalam rumah seperti petak umpet dan
congklak. Untuk seorang guru banyak hal yang dapat kita lakukan untuk
mengenalkan kepada anak-anak dan menyelamatkan keberadaan permainan tradisional
yang mulai hilang tertelan oleh zaman. Contohnya bisa kita lakukan dalam
pembelajaran seperti memasukan permainan-permainan tradisional dalam bentuk
vidieo, gambar, foto, dan tulisan-tulisan. Kita juga bisa memasukan permainan
tradisional dalam ekstrakurikuler di sekolah. Memang pada era modern ini sudah
menjadi tugas orang tua dan guru untuk mengenalkan permainan tradisional Indonesia
kepada anak-anak bangsa dengan dorongan dan gambaran bahwa permainan tradisional
menyehatkan dan sangat menyenangkan.
Penulis adalah Mahasiswa Prodi
Pendidikan IPS – FPIPS UPI